Tahapan Audit Manajemen (Program Audit Manajemen)
Tahapan Audit Manajemen
:
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima,
yaitu:
1. Audit Pendahuluan
2. Review dan pengujian
pengendalian manajemen
3. Audit terinci
4. Pelaporan
5. Tindaklanjut
1. Audit Pendahuluan
Kompleksitas operasi yang terdapat pada
perusahaan saat ini mungkin sulit dan membuat frustasi untuk dipelajari. Banyak
auditor sangat berharap mereka mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada
saat audit mulai dilakukan, sebagaimana kemudian ketahui pada saat audit telah
selesai. Audit pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk
memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung
kesuksesan tersebut.
Audit pendahuluan dilakukan untuk
mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit. Di samping
itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan,
ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta
menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindentifikasi
hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, Tanya jawab, laporan
manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan. Daftar pertanyaan
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang
mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian akan
menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti untuk
memperkuat jawaban yang diterima. Beberapa contoh tipe pertanyaan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana performa
operasi dinilai oleh manajemen puncak?
2. Wewenang apa yang
telah didelegasikan untuk memenuhi kriteria performa?
3. Apakah performa
operasi telah memuaskan?
4. Area mana yang perlu
diperhatikan manajemen?
5. Metode apa yang
digunakan untuk mengamankan aktiva?
6. Cukupkah atau
berlebihankah orang-orang yang ditugaskan dalam operasi?
7. Apakah ada suatu
program untuk mengawasi pekerjaan krerikal yang berlebihan atau duplikasi ?
Untuk membantu memahami arus barang, jasa
dan transaksi kemana, dari mana, dan dalam operasi, auditor dapat ,menelaah
atau menyiapkan flowchart, yang merupakan diagram pictorial operasi. Pada waktu
mempelajari flowchart, auditor akan mencari ineffisensi dan kekurangan
pengendalian, seperti operasi yang duplikasi, formulir dari operasi yang tidak
perlu, dan kekurangan pengawasan.
Pada saat auditor akan melakukan Tanya
jawab melalui audit, banyak Tanya jawab akan dilakukan pada audit pendahuluan
dengan supervisor operasi yang akan diaudit. Pada pertemuan ini, auditor harus
berusaha membangun hubungan dengan mempromosikan sikap yang koperatif dengan
personil yang diaudit. Kerjasama ini penting untuk penyelesaian yang efisien
dari audit manajemen. Pada pertemuan ini, biasanya auditor dapat menanyakan
pertanyaan antara lain :
1.Laporan dan informasi lain apa yang
dbutuhkan untuk mengelola operasi?
2.Apa manfaatnya menyiapkan setiap laporan?
2.Apa manfaatnya menyiapkan setiap laporan?
3.Masalah operasi apa yang dialami?
4.Apakah ada program pelatihan?
5.Bagaimana menentukan prioritas operasi?
Dari informasi latar belakang ini, auditor
dapat menentukan tujuan audit sementara. Dalam tahap audit ini auditor dapat
menentukan tujuan beberapa audit sementara.Berdasarkan informasi yang diperoleh
dari sumber-sumber ini, auditor juga dapat menentukan beberapa kriteria yang
objektif untuk menilai operasi. Biasanya tidak ada kriteria yang sempurna, dan
auditor harus mengembangkan yang terbaik dalam keadaan dialaminya. Sebagai
contoh, kriteria apa yang akan digunakan untuk menilai efektivitas bagian
pembelian ?
Seseorang dapat melihat volume rupiah yang
dibeli dibandingkan dengan personel yang ada di departemen. Akan tetapi, ia
tidak memperhatikan apakah pembelian dilakukan dengan harga yang paling murah
atau tidak. Dengan memperhatikan ini, seseorang mungkin tidak mempehatikan
ketetapan waktu pengiriman produk yang dibeli atau kualitas produk. Seperti
contoh yang diberikan. Maka kriteria yang banyak (multiple criteria) sering
diperlukan. Dengan informasi ini, auditor akan mendesain suatu program audit
untuk menggunakannya sebagai suatu petunjuk untuk mengumpulkan bukti dalam
penilaian akhir suatu operasi.
Walaupun audit pendahuluan dapat menjadi
sarana yang baik untuk menganalisis karyawan dan system, namun bisa menjadi
sebuah pencarian yang tak beraturan. Auditor harus memastikan bahwa waktu dan
upaya yang dihabiskan untuk survey pendahuluan bisa produktif. Audit
pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program
audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan atau
kegagalan audit bisa sangat tergantung pada survey. Jika survey pendahuluan
direncakan dan dilaksanakan dengan baik, maka survey tersebut akan menjadi
lebih dari sekedar untuk mendapatkan pemahaman yang efektif ; melainkan juga
menjadi penentu keberhasilan audit.
Audit bisa juga merupakan bagian dari
penugasan rutin yang memiliki standard an proses tertentu; atau bisa juga
merupakan respons atas masalah yang berkembang, yang membutuhkan pengetahuan
akan hal baru atau teknik pemeriksaan yang berbeda. Nyatanya, beberapa praktisi
audit telah mengembangkan pendekatan tepat pada waktunya untuk penjadwalan
audit, untuk memastikan bahwa jasa audit siap tersedia sesuai waktu yang
dijadwalkan. Proses penjadwalan audit sedikit banyak juga telah dipengaruhi
oleh pendekatan nilai tambah yang telah diterapkan pada banyak kegiatan audit.
Dalam lingkungan audit yang berorientasi manajemen, pihak yang diaudit lebih
cenderung diposisikan sebagai pelanggan dank lien dan lebih ditekankan untuk
memuaskan pelanggan serta menunjukkan manfaat yang diberikan audit bagi
organisasi. Dalam beberapa situasi, cara pandang nilai tambah telah membuat
audit dirasakan menjadi kebutuhan bagi unit-unit organisasi, sehingga banyak
audit yang tidak lagi terpaksa harus dilakukan, tetapi justru diundang oleh
klien.
Sebagaimana halnya filosofi audit yang
terus bergeser dan berkembang, pendekatan audit khusus seperti control self
assessment juga makin berkembang. Audit pendahuluan dapat membantu auditor
memutuskan jenis audit yang paling efektif.
Terlepas dari pendekatan audit yang
dipilih, survey pendahuluan merupakan sarana penting untuk membuat auditor
lebih memahami tujuan, proses, risiko dan control yang terkait dengan audit.
Auditor sebaiknya melakukan audit pendahuluan dengan tujuh langkah dasar:
melakukan studi awal, mendokumentasikan, bertemu klien, mendapatkan informasi,
mengamati, membuat bagan alir dan melaporkan.
2.Review dan pengujian pengendalian
Manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review
dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk
menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian
yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui
potensial-potensial terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang
dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat
pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat
mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya,
atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup
(sulit memperoleh) bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.
3.Audit terinci
Pada tahap ini auditor melakukan
pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah
dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari
keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji
permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan,
dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA)
untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang
diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang
diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit
dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap system logis yang
mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Tujuan mengumpulkan bukti-bukti adalah
untuk mendapatkan dasar factual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya
diidentifikasi. Contoh bukti yang mungkin diuji untuk menilai performa adalah
sebagai berikut :
1. Kriteria performanya
adalah karyawan menerima pelatihan selama 40 jam setahun. Bukti performanya
adalah menguji arsip personel atau catatan pelatihan untuk membuktikan 40 jam
untuk pelatihan selama satu tahun.
2. Kriteria perfomanya
adalah laporan anggaran diterima pada tanggal 10 bulan berikutnya. Bukti
performanya adalah wawancara dengan bagian untuk menentukan waktu penerimaan
laporan anggaran
3. Kriteria performanya
adalah varian anggaran diselidiki dan tindakan koreksi dilakukan apabila perlu.
Bukti performanya adalah menelaah anggaran untuk varian dan menguji dokumentasi
tindakan korektif yang diambil (misalnya relokasi personel, penyesuaian
peralatan, perubahan dalam jadwal produksi).
4. Kriteria perfomanya
adalah peralatan EDP tidak digunakan operator untuk tujuan pribadi. Bukti
performanya adalah menelaah console log dari operasi computer.
5. Kriteria performanya
adalah kelebihan dana diinvestasikan untuk mendapatkan bunga. Bukti performanya
adalah menelaah anggaran arus kas dan saldo minimum kas harian
Wawancara merupakan alat yang penting
untuk mendapatkan bukti-bukti selama audit manajemen. Semakin baik
pewawancaraan, semakin banyak bukti yang diperoleh. Seorang pewawancara yang
baik tidak sekedar mengajukan pertanyaan. Wawancara harus direncanakan dan
sebanyak mungkin informasi diperoleh sebelum dilakukan wawancara. Orang yang
diwawancara harus dibuat merasa seenak mungkin. Pewawancara harus bijaksana dan
menghindari untuk menyatakan tidak terhadap suatu pertanyaan. Sebagai contoh,
pertanyaan. Anda menggunakan laporan ini, bukan? “ biasanya mengakibatkan suatu
tanggapan yang kurang positif. Pertanyaan yang lebih baik adalah “ Apa yang
anda lakukan dengan laporan ini? “ setelah wawancara selesai.suatu memo perlu
disiapkan untuk hal-hal penting yang dicakup dalam wawancara. Memo ini akan
memperkuat bukti-bukti informasi yang diperoleh dari wawancara. Auditor akan
mengumpulkan bukti yang diperoleh dari suatu arsip. Bukti-bukti mungkin berupa
bentuk daftar yang berisi informasi yang diuji (seperti daftar karyawan dan
jumlah pelatihan yang diperoleh setahun), dan tembusan dokumen. Dengan
menggambarkan formulir-formulir tersebut auditor harus mempunyai bukti
dokumentasi untuk mendukung temuannya.
Pada saat mengumpulkan bukti-bukti,
auditor harus waspada untuk deviasi dari kebijakan perusahaan dan performa yang
tidak efektif dan efisien. Ia harus belajar membedakan deviasi yang tidak signifikan
(misalnya satu pesanan penawaran yang kecil yang sedikit melebihi kuantitas
pesanan ekonomis) dengan deviasi yang signifikan (misalnya beberapa pesanan
penawaran yang besar yang tidak dilakukan tender). Deviasi masa lampau dapat
atau tidak dapat dikoreksi, akan tetapi auditor member perhatian terhadap
perusahaan kalau pengaruh potensial deviasi berlangsung terus pada masa yang
akan datang. Sebagai contoh, dalam audit manajemen dari deviasi biaya riset dan
pengembangan, auditor menemukan bahwa keamanan lemah karena daerahnya tidak
secara terpisah dikunci selama bukan jam usaha dan hasil riset tidak
dilindungi. Penyelidikan auditor dapat menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1.Ini adalah deviasi yang signifikan
karena ada kemungkinan kerugian yang potensial atas produk yang baru atau yang
telah diperbaiki jatuh ke tangan pesaing atau pihak lain.
2.Ini bukanlah deviasi yang terisolasi,
akan tetapi merupakan kejadian yang berulang-ulang.
3.Deviasi disebabkan kebutuhan karyawan
dan divisi untuk mengecek dan memonitor percobaan selama jam buka usaha.
4.Tidak ada keamanan yang formal untuk
divisi ini.
Analisis dan penyelidikan deviasi harus
didokumentasikan dalam arsip auditor, karena mereka merupakan dasar untuk
menentukan tindakan korektif.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk
mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak
manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang
untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan
disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil
audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus
disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk
ditindaklanjuti.
Walaupun laporan formal dapat dianggap
sebagai langkah terakhir dalam manajemen audit. Laporan informal ini harus
dibuat selama audit. Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi
yang serius selama survey pendahuluan. Ia harus diselidiki, dinilai, dan
dilaporkan segera daripada menunggu audit selesai.
Laporan formal biasanya termasuk :
a. Suatu konferensi
dengan supervisor bagian divisi pada saat selesainya audit.
b. Suatu laporan audit
yang tertulis kepada departemen atau divisi yang termasuk temuan audit secara
terinci dan rekomendasi, dan
c. Suatu laporan audit
yang tertulis kepada manajemen puncak atau penilaian audit dari dewan direksi
dengan meringkaskan hanya temuan audit yang lebih signifikan dari rekomendasi.
Karena ekonomisasi dan efisiensi adalah
istilah relative, seorang auditor tidak menyatakan pendapat apakah suatu
operasi tidak menyatakan pendapat apakah suatu operasi dilakukan pada tingkat
yang ekonomis dan efisien. Melainkan, auditor harus melaporkan temuan khusus
dan simpulan. Tidak ada bentuk laporan yang standar dari suatu audit manajemen,
akan tetapi berusaha masalah akan tercakup dalam kebanyakan laporan demikian.
Suatu paragraph ruang lingkup atau pendahuluan harus menguraikan operasi yang
diaudit, periode waktu. Setiap keterbatasan yang ditempatkan pada ruang lingkup
pekerjaan auditor juga harus dicatat. Paragraf yang lain harus memberikan
penilaian yang menyeluruh dari operasi dan penilaian performanya. Ini dapat
diikuti suatu bagian yang menyajikan temuan yang terinci berdasarkan masalah
individu. Di sini penting untuk melaporkan baik temuan yang baik ataupun yang
jelek. Memberikan kredit yang tepat untuk performa yang baik mempromosikan
suatu kesan yang objektif dari auditor dan mendorong kerjasama dengan auditor
pada audit pada masa yang akan datang. Temuan yang jelek harus termasuk suatu
uraian deviasi, tindakan korektif yang diusulkan, dan komentar oleh personel
departemen atau divisi. Paragraf akhir dapat menyatakan apresiasi auditor untuk
kerjasama dan bantuan yang diterima selama audit.
Penemuan tindakan korektif actual yang
diambil terhadap temuan termasuk dalam laporan adalah tanggung jawab manajemen
dan biasanya di luar lingkup audit manajemen.
5.Tindak lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen,
tindaklanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk
melaksanakan tindaklanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor
tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam
laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak
yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang
tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan
tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang
diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.
Dalam penentuan tindakan korektif, auditor
harus menjawab dua pertanyaan berikut:
1.Tindakan korektif apa yang harus
diambil?
2.Apakah tindakan korektif dapat
diterapkan?
Pertanyaan kedua sering paling sulit
dijawab karena auditor perlu mempertimbangkan factor-faktor seperti hubungan
biaya atau manfaat, pengaruh terhadap moral karyawan, dan konsistensi dengan
kebijakan perusahaan yang lain.
Dalam contoh keamanan yang lemah dalam
divisi riset dan pengembangan, suatu tindakan korektif yang mungkin adalah
tidak memperbolehkan karyawan masuk ke daerah selama jam bukan usaha. Akan
tetapi, hal ini bertentangan dengan percobaan. Tindakan korektif lain yang
mungkin adalah merekrut staf keamanan untuk menjaga 24 jam daerah tersebut. Hal
ini akan mahal, akan tetapi mungkin dapat dipertimbangkan dalam beberapa kasus.
Tindakan korektif ketiga yang mungkin adalah mengunci daerah dan tanda
identifikasi diri yang memperbolehkan mereka memasuki daerah tersebut. Semua
tindakan korektif perlu diusulkan perlu didiskusikan dengan orang lain yang
terlibat untuk mendapatkan ide dan kerjasamnya.
Referensi :
¡ Hamilton,
Alexander,Ph.D.”Manajemen Auditing, meningkatkan efektivitas dan efisiensi,
penerbit Modern Business New York,1986.”
¡ B.Sawyer, Lawrence.”Audit Internal
Sawyer, penerbit Salemba Empat,2003.”
¡ IBK Bayangkara. “ Management
Audit, Prosedur dan Implementasi, penerbit Salemba Empat,2008.”
¡ Widjaya Tunggal, Amin.” Management
Audit,suatu pengantar, penerbit Rineka Cipta.”
No comments:
Post a Comment